Sering kali dua kata ini disatukan, seakan-akan artinya sama. Padahal, UI dan UX punya peran yang sangat berbeda. Ibarat restoran: UI adalah dekorasi & menu, sementara UX adalah rasa makanan & pengalaman makan di sana. Nah, karena selalu berjalan beriringan, banyak orang salah kaprah dan menganggap UI = UX.
UI adalah tampilan visual yang berhubungan langsung dengan pengguna: warna, tombol, ikon, tipografi, hingga layout. UI ibarat kulit dari sebuah produk digital. Tujuannya adalah membuat interaksi terlihat menarik, konsisten, dan mudah dipahami secara visual.
UX adalah pengalaman keseluruhan yang dirasakan pengguna saat memakai produk. Mulai dari seberapa mudah mendaftar, seberapa cepat transaksi selesai, hingga apakah pengguna merasa puas setelah selesai menggunakan aplikasi. UX adalah perjalanan, bukan sekadar tampilan.
UI fokus pada tampilan → bagaimana sesuatu terlihat.
UX fokus pada pengalaman → bagaimana sesuatu terasa dan berfungsi.
Contoh sederhana: sebuah tombol. UI menentukan bentuk, warna, dan posisinya. UX menentukan apakah tombol itu mudah ditemukan, apakah mengarah ke aksi yang tepat, dan apakah alurnya nyaman bagi pengguna.
UI & UX saling berhubungan erat. UI yang cantik tanpa UX yang baik hanya jadi dekorasi. Sebaliknya, UX yang bagus tapi UI berantakan bikin orang enggan mencoba. Karena selalu berjalan beriringan, banyak orang menganggap keduanya sama. Padahal peran dan pendekatannya jelas berbeda.
Startup sering terburu-buru meluncurkan produk. Akibatnya, ada yang hanya fokus di tampilan (UI) tanpa memikirkan alur (UX), atau sebaliknya. Dengan memahami perbedaan ini, startup bisa merancang produk digital yang menarik dilihat, mudah digunakan, dan bikin pengguna betah.